MALAM RESEPSI
ANTON CHEKOV
Adaptasi Bakdi Soemanto
Panggung melukiskan sebuah
ruang tengah yang besar, ada beberapa hiasan-hiasan yang memberikan kesan bakal
diselenggarakannya sebuah pesta. Sebuah meja besar dan paling diletakkan di
tengah. tampak beberapa tumpukan piring di atasnya.
Orang hilir mudik, keluar
masuk ruangan itu membenah meja. Ada yang meletakkan piring, yang lain masuk
mengambil piring itu. Suara musik klasik perlahan-lahan terdengar lewat
pengeras suara yang dimainkan dari tape.
01.
Bu Parta : (masuk
dan memeriksa). Mbakyu, mbakyu joyo
02.
Bu joyo : (masuk
membawa tumpukan). Ada apa, jeng?
03.
Bu parta : Lihat
ini. Masak sendok seperti ini ditaruh diatas meja, jangan sembarangan mbakyu
04.
Bu joyo : Bukan saya
yang meletakkan disini. Ini pasti si ………
05.
Bu parta : Sudah.
Jangan menyalahkan orang lain. Mbakyu kami minta untuk menjaga semuanya.
Khususnya meja makan ini, bawa masuk
06.
Bu joyo : Baik, jeng
(membawa sendok masuk, tetapi sebelum sampai disisi panggunglik kembali). Jeng
mana sopnya mana? Sop buntut apa sop jagung?
07.
Bu parta : Kedua-duanya,
mbakyu. Ingat! Pak har direktur perusahaan percetakan offset itu gemar sekali
sop buntut
08.
Bu joyo : Tempatnya
di ………
09.
Bu parta : Sudah
saya sediakan semuanya, mbakyu, cepat bawa kemari, ini sudah pukul 03.00
10.
Nyunin : (masuk
dengan langkah tergesa). Bu parta, bram sudah datang
11.
Bu parta : (kaget) Astaga
… ini terlalu pagi mestinya nanti kalau direktur itu sudah tiba baru dia muncul.
(berpikir sebentar) tapi baiklah, suruh masuk (nyunin exit kepada bu joyo). Ayo
cepat mbakyu, jangan blo’on begitu
12.
Bu joyo : Iya… iya…
(exit setengah berlari. Ketika bu joyo mau balik lagi, bu parta membentak)
13.
Bu parta : Apa lagi?
14.
Bu joyo : Iya… iya…
iya…
15.
Bu parta : Selalu
begini, kalau tidak diperintah dengan jelas, tidak jalan. Tidak ada inisiatif
sendiri. Ini minta diatur, itu minta pengarahan. Kalau mulai diatur, ngomel,
huh………
16.
Bram : (masuk,
berdiri diambang panggung, front stage). Selamat sore bu parta
17.
Bu parta
(mendengarkan). Aaaaaahhh… kau cakep benar sore ini nak, ayo silahkan kau duduk
didalam sana, atau duduk disini
18.
Bram :
(mendengarkan). Ah, hebat music itu. Tapi pasti tapenya bukan yang mebggunakan
dolbi
19.
Bu parta : Bram!!!
Kau ini … Aduj, kepalaku mulai pening. Apakah kau bawa obat gosok buat saya???
20.
Bram : Jangan
mengelak bu parta. Aku tahu ibu menjual surat-surat berharga yang ibu janjikan
itu, bukan???
21.
Nyunin : (masuk
dengan tergesa). Tamu-tamu datang, bu parta, boleh langsung masuk???
22.
Bu parta : Nyunin,
suruh mereka tunggu sebentar. Mbakyu, mbakyu, mbakyu, sopnya mana?
(bu joyo masuk membawa sop)
23.
Bu parta : Taruh
disini cepat. Sop buntutnya juga!
(Bu joyo exit dan masuk lagi membawa sop buntut,
meletakkab di meja, exit lagi)
24.
Bu parta : Nyunin,
sekarang bawa tamu-tamu itu masuk …
25.
Bram : Sebentar!!!
Jadi setelah selesai pesta saya …
26.
Bu parta : Terlalu
kasu bram! Bawa masuk tamu-tamu itu cepat …
(nyunin exit)
27.
Bram : Mencapat
ganti yang senilai dengan ………
28.
Tamu P1 : Ya,
senilai dengan surat-surat berharga yang dijual itu
29.
Tamu P2 : Tetapi,
bagaimana mungkin dia menjual surat-surat berharga itu tanpa berkonsultan
dengan … Ah, selamat sore bu parta. (kepada bu parta). Selamat ya, akhirnya
dapat juga mempersunting jeng tutty. (kepada bram berjabat tangan)
30.
Tamu P1 : Ya ,
senilai dengan surat-surat berharga yang dijual itu
31.
Bu parta : Terima
kasih, terima kasih, silahkan … oh! (kesamping). Gimana sih mbakyu joyo ini.
Mbakyu … minumnya … wah maaf ya. Maklum, baru buat resepsu pertama kali. Jadi,
berantakan semuanya
32.
Bu joyo : (masuk
dengan diiringin pelayan membawa baki penuh minuman dalam gelas)
33.
Tamu W1 : (masuk
lalu member selamat)
34.
Tamu W2 : (masuk
lalu member selamat)
35.
Bu parta : Ayo,
silahkan. (mereka mengambil minuman)
36.
Tamu W1 : Katanya
ibu mengundang seorang direktu muda? Mana?
37.
Bu parta : Jangan
khawatir, sebentar dia datang. Mobilnya aduh, bukan main rodanya empat dan
masih baru, lho jeng
38.
Tamu W1 : Siapa sih
dia?
39.
Tamu W2 : Pokoknya
direktur muda dan masih single lagi. Namanya…
40.
Bu parta : Pak Har …
41.
Tamu W2 : Itu ,
tepat sekali. Har namanya
42.
Tamu W1 : Har … siapa ya? Jangan-jangan aku kenal dia
43.
Bu parta : Pasti
belum, dia pemalu. Dia tak masu menghadiri sembarangan pesta
44.
Tamu P1 :
(mendekat). Maaf, bu. Kamar kecil dimana?
45.
Bu parta : Bram,
tolong antar tamu ini … ah maaf, mestinya bukan kau pun … pun (pelayan
mengantar tamu P1 keluar)
46.
Bram : Jadi bu
megundang pak har?
47.
Bu parta : Bener,
nak. Satu kehormatan buat kita, bahwa dia bersedia datang. Coba, berapa
undangan dia tolak dan menerima undangan kita. Lihat bunga ini dari siapa …
48.
Bram : Tapi, aku
benci dia …
49.
Bu parta : Benci dia
bagaimana? Ini pesta untuk anakku … oh, mana tutty. Kok malah belum Nampak.
Tuuut
50.
Tutty : (dari
dalam). Yaaa. Mam
51.
Bu parta : Kau
dengar, betapa nyaring suaranya
52.
Bram : Pokoknya aku
menolak kehadiran har itu. Bu tahu, berapa kali dia mau menggagalkan rencanaku
53.
Bu parta : Kau piker
har siapa? Musuhmu itu kan haryanto, makelar itu
54.
Bram : Yang ibu
undang har siapa?
55.
Bu parta : Yang ibu
undang dengar. Tuan mahargya, diektur muda percetakn offset mahargya itu tahu?
56.
Bram : Astaga. Ini
luar biasa. Wah, hebat
(tutty muncul)
57.
Bu parta : Itu
istrimu, sambut dia!
(tamu-tamy menemui tutty dan mengucapkan selamat.
Sementara tamu-tamu-sibuk majan, bram mendekati tutty dan menarik tangannya ke
front stage)
58.
Bram : Aku tak suka
memakai kain, malam ini
59.
Tutty : Aku hanya
ikut mau ibu, mas. Kau jangan marah kepadaku.
60.
Bram : Dengar! Sudah
sepuluh hari kau jadi istriku. Tapi kita belum tinggan bersama
61.
Tutty : Aku juga
tidak suka diperlakukan seperti ini, mas. Tapi gimana? Bagaimana kalau malam
ini tinggal bersama setelah pesta usai?
62.
Tamu P2 : Maaf,
mengganggu. (setelah mendekati Bram dan Tutty). Dimana kamar kecil?
63.
Tutty : Buuu!
64.
Bu Parta :
(mendekat) Minta apa sayang? Sop? Sop buntut, sop jagung…
65.
Bram : (jengkel).
Tutty minta sop kamar kecil.
66.
Bu Parta : Itu
urusan si pun. Eh, dimana dia? Ah, Nyunin, Nyunin, tolong antar bapak ini
kekamar kecil sebelah utara. Jangan lupa menutup pintunya.
67.
Nyunin : Baik, bu
Parta (Nyunin dan tamu P2 exit. Bu Parta segera membaur diantara tamu)
68.
Bram : Tapi baiklah.
Asal kau tahu saja. Aku tak bisa tinggal disini bersama ibumu kalau kamu tahu,
kita pergi dari sini, malam ini juga, bagaimana?
69.
Tutty : Tentu aku
suka. Tapi aku mesti minta izin sama mama. Kalau mama boleh kita pergi.
70.
Bu Parta :
(mendekati mereka). Begini sayang beberapa tamu ingin melihat tanam-tanaman
kita di pot itu, kamu mau ikut?
71.
Tutty : (menggeleng)
72.
Bu Parta : Baiklah.
Mari bapak-bapak dan ibu-ibu kita…
73.
Bu Joyo : (masuk
terperogoh). Es krimnya, jeng.
74.
Bu Parta : Ya Tuhan,
es krim, es krim…
(Pelayan masuk membawa es krim. Bu Parta kembali
membaur diantara tamu-tamu)
75.
Bram : Kalau ibu mau
mengantar tamu-tamu melihat pot-pot tanaman hias di halaman. Silahkan, kami
tidak ikut.
76.
Bu Parta : Kau Tut?
(Tutty menggeleng 4 kali)
77.
Bu Parta : Baiklah.
Tapi sementara kami keluar jika mas Mahargya datang langsung saja…
78.
Bram : (memotong)
Disuruh melahap sop buntut itu!
79.
Bu Parta : Tepat
sekali… dan ….
80.
Bram : Ters ke kamar
kecil!! (Bu Parta tersinggung, lalu membawa tamu-tamu keluar, sambil berjalan
out of stage, tamu W1 dan W2 sempat menanyakan tentang direktur muda itu)
81.
Bram : Maaf, Tut.
Aku tak tahan lagi.
82.
Tutty : aku
mengerti, mas. Barang kali nasibku memang malang. Aku tak pernah menduga ibu
pernah berkata begitu, maksudku tentang janji surat-surat berharga dan mobil
sedan itu. Kalau aku tahu kau menerima kau hanya karena harta itu.
83.
Bram : tidak, tapi…
kenapa ibumu mengundang mas mahargya? Benarkah dia mau datang?
84.
Bram : nyunin dan bu
jaya sudah berhasil bertemu?
85.
Tutty : katanya
belum, tapi nyunin telah memesan parjan agar menemui mas mahargya.
86.
Bram : dan pak
parjan sudah ketemu dia?
87.
Tutty : katanya
belum. Sebab mas mahargya sangat sibuk dengan bisnisnya. Tetapi pak parjan
meminta tolong kepada seorang sahabatnya yang pasti akan berhasil membawa
mahargya kemari.
(surat tamu-tamu makin mendekat akan masuk keruang
makan)
88.
Bram : (mendesah
tiga kali). Ini gila (menengok). Tapi kita keluar saja dari sini kita lanjutkan
pembicaraan di sana.
(Bram dan Tutty exit. Tamu-tamu masuk kembali dengan
di dahului Bu Parta).
89.
Bu Parta : mari
bapak dan ibu-ibu kita…
90.
Tamu W1 : kok mas
har belum datang ya?
91.
Bu Parta : sebentar
lagi dia pasti datang.
92.
Tamu P1 : Ibu
sesungguhnya beruntung karena dia dapat datang. Sebab orang itu luar biasa
sibuknya. Tiap hari pergi keluar negeri.
93.
Tamu P2 : katanya
malah dia udah beli tiket mau pergi ke bulan.
94.
Tamu W2 : masak?
Jangan main-main loh?
95.
Tamu P2 : bener,
deh. Mau buka cabang perusahaan di sana.
96.
Tamu P1 : Itu sih
Cuma lelucon. Yang terang, dia memang orang yang sangat…
97.
Bu Parta : tapi
ngomong-ngomong sebenarnya bisnis mas mahargya itu apa sih, kok hebat benar?
98.
Tamu P2 : dia
seorang yang terampil. Apa saja yang ditangannya jadi uang. Hanya sayangnya dia
pemalu. Jadi, segala pertimbangan sepertinya.
99.
Bu Parta : apa ada
yang mau kopi?
(tamu-tamu mengangguk)
100. Bu Parta : Mbakyuu, kopi.
(Nyunin masuk)
101. Bu Parta : Bagaimana?
102. Nyunin : sedang dalam perjalanan kemari.
103. Bu Parta : kok lama banget?
104. Nyunin : kata mas Parjan, tadi di rumahnya ada tamu
dari luar negeri. Dan di luar rumahnya tamu-tamu dalam negeri menanti.
(Tamu-tamu mengangguk-mengangguk)
105. Bu Parta : Tapi, aku tadi sebut orang nama Pak Parjan.
Siapa dia?
106. Nyunin : Teman saya, dia kenal baik dengan pak
Mahargya itu.
107. Bu Parta : Jadi kamu tidak bertemu sendiri?
108. Nyunin : Bagaimana mungkin?
109. Tamu P1 : Kenapa kamu tidak minta tolong aku dulu?
Lima tahun lalu aku pernah diminta… Sebentar, lima tahun lalu… (mengingat
ingat) aku pernah akan diminta mengawasi kerja tukang-tukang bata yang
memperbaiki pagar halamannya.
110. Tamu P2 : Tapikan nggak jadi.
111. Tamu P1 : Itu gara-gara… gara-gara anjing mas Mahargya
lepas dan aku takut.
112. Tamu P2 : Kalau aku malah pernah duduk bersanding dengan dia digedung bioskop. Aku
tahu betul bahwa di sampingku pasti mas Mahargya.
113. Tamu W1 : ganteng sekali?
114. Tamu P2 : Luar biasa. Caranya duduk saja sangat luar
biasa. Apalagi telingannya. Wah… sebab dari samping memang yang jelas telinga
dia.
115. Tamu W2 : Kenapa nggak ngajak bicara dia?
116. Tamu P2 : dia sedang konsentrasi dengan film itu.
117. Tamu W1 : apa hidungnya sangat mancung?
118. Tamu P2 : ya, begitulah kira-kira. Tapi rambutnya,
wah…
119. Tamu W2 : ikal, berombak-ombak
120. Tamu P2 : sungguh, ooh, tak seorang pun mampu menduga
jumlahnya.
(Pelayan masuk membawa baki dengan cangkir-cangkir
berisi kopi)
121. Bu Parta : SIlahkan, lho. Mudah-mudahan sebentar lagi
mas mahargya datang katanya dia juga penggemar kopi.
122. Tamu P1 : tepat sekali!
123. Tamu P2 : ….
124. Tamu P1 : kalu dia menyeruput kopi wah luar biasa
125. Tamu P2 : apalagi cara memegang cangkirnya, sungguh
menunjukkan peradabannya yang sangat tinggi.
126. Seorang lelaki : (gagah, tinggi, berdasi, rapi, suara
tegas, lantang) Kulanuwan
127. Bu Parta : Mas Mahar!
(semua tamu-tamu mendekati dia setelah meletakkan kopi
di baki pelayan kembali, pelayan exit. Semua memberikan salam dan berebut
menjabat tangannya)
128. Bu Parta : Tuut, Mas Mahargya datang. Mari, mas,
silahkan mas kopi, sop buntut, apa es krim, apa sop jagung, apa pudding nanas,
apa bir, apa…..
129. Seorang lelaki : Sebentar,sebentar,sebentar. Apa ini
benar disini rumah ibu Parta yang tengah menyelenggarakan pesta kecil untuk…
130. Semua : Benar, benar tadi naik apa? Bagaimana tiket ke
bulan? Apa bisnis kaus kaki jadi di perluas? Sop buntut masih panas dan
seterusnya…
131. Seorang lelaki : Saya minta maaf atas….
132. Semua : Tidak apa-apa. Kami gembira bapak datang.
Masih ada sop buntut, sop jagung, pudding nanas….
133. Seorang lelaki : Sebentar saya mau minta izin
apakah…..
134. Semua : Boleh, boleh, boleh, silahkan. Mau perlu apa?
Kami siap bantu.
135. Seorang lelaki : Saya mau ke kamar mandi. Dimana?
(Semua diam sejenak)
136. Seorang lelaki : Saya mau ke kamar kecil. Dimana?
(Bram dan Tutty muncul)
137. Seorang lelaki : (Menerobos kepungan) wah, selamat,
selamat (kepada Tutty). Kenalkan saya Parjan sahabat Bram.
138. Bram : Maaf bapak-bapak dan ibu-ibu. Ini teman saya
Parjan. Dia terlambat gara-gara menemui mas Mahargya tetapi gagal rupanya
(mendekati Tutty) kami dinikahkan biasa saja. Tidak usah mengundang orang yang
sangat penting yang terlalu sibuk.
(Semua terdiam Bram tersenyum melanjutkan bicara
mendekap lebih erat)
139. Bram : Kepada bu Parta, ibu mertua, malam ini kami
mohon pergi membawa Tutty bersama kami.
140. Tutty : (mendekap bu Parta) Maafkan Tutty bu….
141. Bu Parta : Maafkan ibu, Tut… (lampu mati)
No comments:
Post a Comment