ads

Ads

ads

Sunday, October 21, 2018

KOMUNIKASI PADA BAYI DAN BALITA


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Bayi dan Anak

1.      Fase prelinguistic / pralinguistik
Terjadi pada umur 0-3 bulan dari periode lahir sampai akhir tahun pertama. Bayi baru lahir belum bisa menggabungkan elemen bahasa baik isi, bentuk, dan pemakaian bahasa. Selain belum berkembangnya bentuk bahasa konvensional, kemampuan kognitif bayi juga belum berkembang. Komunikasi lebih bersifat reflektif dari pada terencana. Periode ini disebut prelinguistik. Meskipun bayi belum mengerti dan belum bisa mengungkapkan bentuk bahasa konvensional, mereka mengamati dan memproduksi suara dengan cara yang unik. Klinisi harus menentukan apakah bayi mengamati atau bereaksi terhadap suara. Bila tidak, ini merupakan indikasi untuk evaluasi fisik dan audiologi. Selanjutnya, intervensi direncanakan untuk membangun lingkungan yang menyediakan banyak kesempatan untuk mengamati dan bereaksi terhadap suara.
2.      Kata pertama
Terjadi pada umur 3-9 bulan. Salah satu perkembangan bahasa utama milestone adalah pengucapan kata-kata pertama yang terjadi pada akhir tahun pertama, berlanjut sampai satu setengah tahun saat pertumbuhan kosa kata berlangsung cepat, juga tanda dimulainya pembetukan kalimat awal. Berkembangnya kemampuan kognitif, adanya kontrol, dan interpretasi emosional di periode ini akan memberi arti pada kata-kata pertama anak. Arti kata-kata pertama mereka dapat merujuk ke benda, orang, tempat, dan kejadian-kejadian di seputar lingkungan awal anak.
3.      Kalimat pertama
Terjadi pada umur 9-18 bulan. Bentuk kata-kata pertama menjadi banyak dan dimulainya produksi kalimat. Perkembangan komprehensif dan produksi kata-kata berlangsung cepat pada sekitar umur 18 bulan. Anak mulai bisa menggabungkan kata benda dengan kata kerja yang kemudian menghasilkan sintaks. Melalui interaksinya dengan orang dewasa, anak mulai belajar mengkonsolidasikan isi, bentuk, dan pemakaian bahasa dalam percakapannya. Dengan semakin berkembangnya kognisi dan pengalaman afektif, anak mulai bisa berbicara memakai kata-kata yang tersimpan dalam memorinya. Terjadi pergeseran dari pemakaian kalimat satu kata menjadi bentuk kata benda dan kata kerja.
4.      Kemampuan bicara egosentris dan memasyarakat
            Terjadi pada umur 18-36 bulan. Anak dengan mobilitas yang mulai meningkat memiliki akses ke jaringan sosial yang lebih luas dan perkembangan kognitif menjadi semakin dalam. Anak mulai berpikir konseptual, mengkategorikan benda, orang, dan peristiwa serta dapat menyelesaikan masalah fisik. Anak terus mengembangkan pemakaian bentuk fonem dewasa.

Teknik Berkomuikasi dengan Bayi dan Anak

Teknik-Teknik Komunikasi Pada Bayi
Beberapa cara komunikasi yang efektif pada bayi :
1.      Tangkap sorot mata bayi sebelum memulai percakapan. Dan tarik perhatiannya lebih lama  untuk mendapatkan respon apresiatif.
2.      Komunikasikan secara berulang setiap kalimat yang disampaikan kepada bayi. Contohnya, mama datang nak, kenapa nangis??? Diulang beberapa kali.
3.      Dahulukan komunikasi sebelum melakukan tindakan pada bayi.
4.      Lebih responsif. Kita mungkin berpikir,  bayi tidak banyak bicara sampai berusia 1 ½ hingga 2 tahun. Kenyataannya,  bayi "berbicara" sejak  Ia lahir. Bagi bayi mungil, bahasa adalah suara atau gerakan yang membuat orang dewasa di sekitarnya merespon. Kemudian, bayi  baru lahir belajar  bahasa sebagai alat  pertukaran sosial yang  bisa digunakan untuk mendapatkan perhatian dan memenuhi kebutuhan. Seiring pertumbuhan bayi, lakukan komunikasi  dengan beberapa alat, seperti, ekspresi wajah, bahasa tubuh, gerak tubuh, mengoceh, dan akhirnya, kata-kata yang diucapkan. Berjalannya waktu juga menambah kosakata bayi, bahkan sebelum dia mulai berbicara. Dengan menanggapi setiap  respon, dan  berbicara dengan bayi, Kita membantunya memperbaiki dan mengembangkan kemampuan komunikasi. Ketika bayi "bicara", orang tua belajar untuk mendengarkan. Ketika bayi memberi isyarat, memberi gerakan minta digendong, orang dewasa membaca dan merespon menggendong bayi. Ketika isyarat bayi  terbaca dengan tepat dan direspon secara sensitif, bayi termotivasi untuk memberikan isyarat lebih. Bayi juga akan  menyimpan  lebih banyak memori tentang koneksi isyarat-respon  di otaknya. Bayi juga  percaya, dia akan mendapatkan respon yang tepat untuk isyarat. Ketika bayi merasa kebutuhannya kerap terpenuhi dari komunikasi dengan orang tuanya, ini juga meningkatkan kepercayaan bayi. 
5.      Panggil bayi dengan sebutan atau nama. Sementara bayi belum dapat mengaitkan nama dengan dirinya sendiri hingga tahun pertama, mendengarnya kerap dipanggilkan akan memicu asosiasi mental. Bayi juga dapat mengenali  suara khusus ketika kerap mendengar sebelumnya sehingga  sinyal  terdengar lebih menyenangkan.
6.      Tetap sederhana. Gunakan kalimat pendek, terdiri atas dua atau tiga kata, maupun  satu atau dua suku kata dengan gaya pemanjangan sedikit berlebihan, misal: "Chuby sayaaaaang".
7.      Bicara dengan suara yang wajar. Ini merupakan cara yang alami untuk membantu bayi membedakan berbicara di lingkungan  dengan di tempat yang ramai.
8.      Bicara saat suasana tenang. Hindari bicara saat anak menagis.Sebaiknya, ia ditenangkan lebih dahulu.
9.      Kurangi suara-suara yang tidak perlu. Misalnya, kecilkan suara musik saat bicara dengan bayi.
10.  Gendonglah bayi. Atau ambil posisi sejajar dengan bayi, kemudian bicara sambil saling menatap mata.Misalnya, anda sedang menari dengan bayi, katakan anda dan bayi sedang menari.
11.  Ekspresi jelas. Berbicaralah dengan ekspresi jelas. Apakah anda sedang gembira atau mengkhawatirkannya.
12.  Kenali sinyal-sinyal dan bahasa tubuh bayi. Apakah ia sudah ingin berhenti atau masih ingin beraktivitas.
13.  Pusatkan perhatian pada respon bayi. Tanggapi pesan-pesan yang disampaikannya melalui bahasa tubuh atau ekspresi wajahnya.
14.  Gunakan komunikasi positif, jelas dan konsisten. Untuk membantu bayi menyerap suara orang tua. Ini dapat membimbing bayi memahami maksud orang tua.
15.  Jadilah pendengar aktif. Menunjukkan minat dan menghargai lawan bicara sangatlah penting dalam berkomunikasi. Apakah anda pendengar yang baik atau bukan, bayi akan meniru apa yang ia lihat. Anda model bagi si kecil untuk menjadi pendengar aktif
16.  Buat pengalaman menyenangkan. Katakan, "da-dah kuciiing" sembari  melambai  pada kucing peliharaan atau di kejauhan. Bayi mungkin lebih  mengingat kata-kata yang berhubungan dengan gerakan. Berikan kalimat   dengan infleksi di akhir kalimat. Membesar-besarkan kata isyarat. Bayi menjadi bosan dengan suara lama yang sama.
17.  Beri pertanyaan.Tanyakan “Apakah Chuby ingin menyusuu?” , dengan melempar pertanyaan  meninggi atau memanjang di akhir kalimat, dapat memancing respon bayi dan ini adalah sebuah hal yang alami.
18.  Bicarakan apa yang Kita lakukan. Sembari mengerjakan tugas harian seperti mengganti baju, memandikan dan mengenakan pakaian pada bayi, cobalah bernarasi tentang apa yang Kita lakukan. Misal, “..oke sekarang Ibu mengambil popok ya.. lalu kamu pakai baju dulu ya..” . Bayi sesungguhnya memiliki pendengaran yang tajam dan ini juga mengembangkan otak dari mendengar setiap kata yang diungkapkan padanya. Pada saat tertentu, bayi akan memindahkan memori ini ke dalam memori  jangka panjangnya. Dalam praktek ilmu kesehatan anak, beberapa bayi yang kerap diajak berbincang oleh Ibunya akan menjadi balita yang aktif berbicara.
19.  Bacakan dongeng.Tak pernah ada kata ‘terlalu dini’ untuk sebuah dongeng anak- anak. Bayi menyukai setiap irama perawatan maupun pusisi dengan suara naik dan turun. Kendati, akan ada hari-hari dimana orang dewasa keberatan membacakan dongeng seperti “Kancil dan Pak Tani”. Jika demikian, Kita juga boleh membacakan buku atau majalah pada bayi. Ini akan mencuri perhatian pendengaran bayi.
20.  Komunikasi dengan musik. Beberapa peneliti tentang bayi percaya, bernyanyi dapat memberi pengaruh lebih baik pada otak bayi ketimbang berbicara tanpa musik.  Kendati orang tua bukanlah penyanyi profesional, paling tidak bayi akan mengagumi suara Kita. Bayi manapun suka dengan lagu-lagu yang familiar, kendati Kita menyanyikan lagu yang diciptakan sendiri. Cobalah berulang-ulang hingga bayi tertarik.



KOMUNIKASI PADA BALITA

A.   Perkembangan Komunikasi Usia Balita
Perkembangan komunikasi pada usia 1- 1,5 tahun ini,si kecil bukan bayi lagi, memasuki masa balita kemampuan berbicara dan berbahasa si kecil pun berkembang. Perkembangan bahasa anak dengan kemampuan anak sudah mampu memahami kurang lebih 10 kata (mama, papa, kakak, hai, dada, minum, ayo, tidur (bobo),  mau, susu) dan orang tua harus mulai membantu untuk mengenalkan lebih banyak kosakata dan si kecil sudah bisa menunjukan anggota tubuhnya, mengikuti instruksi sederhana, meniru bunyi yang ia kenal, mengulangi kata yang ia dengar, memperhatikan ketika diajak bicara, dan mengucap kata sederhana seperti ‘hai’ atau ‘dada’ pada saat bertemu dan berpisah dengan orang lain serta si kecil juga sudah dapat mengenali benda-benda dan anggota keluarganya .
Kembangkan kemampuan bicaranya, sebagai panutan si kecil dalam berbicara, cobalah untuk tidak menggunakan bahasa bayi. Biasakan berbicara  dengan gaya bicara biasa dengan lafal yang jelas dan benar serta minta anak mengulang kata-kata dengan tepat. Anda juga bisa melatih si kecil bicara dengan memberi pertanyaan kepada si kecil saat acara membaca buku bersama, menyebutkan gambar dan aktivitasnya Ajak si kecil berkomunikasi dengan cara bercerita, bernyanyi, atau mengobrol. Ia juga sudah paham diberi instruksi. Maka coba minta ia melakukan hal yang sama, yaitu mengungkapkan keinginannya dengan bahasa. Jika ia hanya menggunakan bahasa tubuh, minta ia untuk mengucapkan keinginannya. Misalnya, saat ia menunjuk gelas minumnya, coba tanya “kamu mau minum, nak?”. Agar ia tahu kata apa yang harus ia sebutkan saat lain kali meminta minum.
Di usia ini, biasanya anak sudah memahami banyak kata. Ada kesenangan baru yang ia tunjukkan, yaitu mengulang kata-kata baru yang ia dengar. Ia pun berusaha berbicara dan mengoceh secara intensif. Beberapa anak sudah mampu mengucap kalimat dengan dua kata seperti ‘mobil pergi’ atau ‘mau makan’. Kemampuan bernyanyinya pun semakin baik.
Tahun 1,5-2 tahun, sudah mampu 200-300 kata dan masih terdengar kata-kata ulangan. Ia sudah dapat mengucapkan kalimat yang terdiri atas 2 – 3 kata. Ia dapat menyebutkan banyak nama benda, mengikuti instruksi, dan bernyanyi sempurna. Ia hampir menguasai seluruh kemampuan dasar berbicara  dan  berbahasa.
·         Verbal
1.      Menulis
Menulis adalah satu alternatif pendekatan komunikasi bagi anak, remaja muda dan praremaja. Untuk memulai suatu percakapan perawat dapat memeriksa/ menyelidiki tentang tulisan dan mungkin juga untuk membaca beberapa bagian. Dengan menulis anak-anak lebih riil dan nyata.
2.      Menggambar
Menggambar adalah salah satu bentuk komunikasi berharga melalui pengamatan gambar. Dasar asumsi dalam menginterpretasi gambar adalah bahwa anak-anak mengungkapkan tentang dirinya.
3.      Sosiogram
Menggambar tak perlu dibatasi bagi anak-anak, dan jenis gambar yang berguna bagi anak-anak seusia 5 tahun adalah sosiogram (gambar ruang kehidupan) atau lingkaran keluarga.     Menggambar suatu lingkaran  adalah untuk melambangkan  orang-orang yang hampir mirip  dalam kehidupan anak, dan gambar bundaran-bundaran didekat lingkaran menunjukkan keakraban / kedekatan.Salah satu tehnik yang berguna dan dapat diterapkan pada anak-anak adalah menggambar bersama dalam keluarga.Menggambar bersama dalam keluarga merupakan satu alat yang berguna untuk menggungkapkan dinamika dan hubungan keluarga.

·         Non Verbal
1.      Minta untuk menatap.
 Setiap anak terlihat tidak mendengar perkataan Anda, ulangi terus. Jika tetap  tampak tidak mendengar, segera minta dia untuk menatap Anda. “Adik, lihat Bunda dong. Bunda sedang bicara dengan adik, lho!” Katakan dengan nada  halus agar si kecil tidak merasa diintimidasi. Permintaan untuk menatap ini menjadi salah satu cara belajar anak, bahwa berbicara dengan orang lain harus dengan cara menatap lawan bicaranya. 
2.      Story Telling (Bercerita)
Fungsi cerita tidak hanya membantu membuka pikiran anak, tetapi berguna untuk mengubah  menghilangkan rasa takut dan persepsi anak.
3.      Cari perhatian anak. Kemampuan si kecil tentang pemahaman dan tingkat konsentrasi yang belum sempurna mengharuskan Anda selalu mencari perhatian anak. Satu kali dipanggil tidak menengok, dua kali dan ketiga kali masih juga belum menengok ke arah Anda, segera cari perhatiannya, misalnya dengan menghampiri kemudian menyodorkannya satu barang yang membuat si kecil tertarik berbicara dengan Anda. Meski begitu hati-hati, jangan sampai barang tersebut malah terlalu mengalihkan perhatiannya. Jika ini terjadi, langsung jauhi barang tersebut. 
4.      Minta tolong. Percaya dengan salah satu dari 6 huruf ajaib, “TOLONG”? Coba, katakan “Tolong...” ketika berbicara pada anak sebelum mengemukakan kalimat perintah. Si kecil niscaya tidak merasa dipaksa dan diperintah sehingga ia tidak lagi mengulang perilaku tidak mau melihat, sebagai bentuk atau cara pura-pura tidak mendengar ucapan Anda. Cara ini sekaligus mengajarkan anak bagaimana bersikap santun. 
5.      Biblioterapi.
Melalui pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan, dengan menceritakan isi buku atau majalah yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan kepada anak.
6.      Fantasi
Bentuk khusus dari bibliotherapy adalah menggunakan dongeng fantasi, penting bagi seorang perawat untuk memberikan penjelasan terhadap anak mengenai arti dari cerita dongeng tersebut.
7.      Berbicaralah mengenai kegiatan sederhana yang orang tua dan anak lakukan dengan menggunakan bahasa yang sederhana.
8.      Perkenalkan kata-kata baru pada anak setiap hari, dapat berupa nama-nama  tanaman, nama hewan ataupun nama makanan yang disiapkan baginya.
9.      Cobalah untuk tidak menyelesaikan kalimat anak. Berikan kesempatan baginya untuk menemukan sendiri kata yang tepat yang ingin dia sampaikan.



KESIMPULAN DAN SARAN
A.     Kesimpulan
Dalam berkomunikasi secara nob –verbal , secara serentak menggunakan semua pancaindra kita dalam proses menerima dan mengirim berita.Bagaimana kita memakai panca indra tadi dan bagaimana penginterpretasi berita yang diterima sangat menentukan observasi kita.
Orang tua merupakan fokus penting dalam komunikasi segi tiga walaupun tidak mengabaikan saudara kandung, sanak saudara atau pembantunya. Dalam proses komunikasi dalam keluarga kita dapat menggunakan langkah-langkah seperti: mendorong orang tua untuk berbicara; mengarahkan pada pokok permasalahan; mendengar; diam sejenak ; meyakinkan; menentukan masalah; memecahkan masalah ; mengantisipasi bimbingan, dan menghindari hambatan-hambatan komunikasi.
Walaupun tampaknya bayi tidak mampu berbicara, ternyata dia memilih bentuk komunikasi prabicara seperti : tangisan, celoteh, isyarat dan ekspresi emosional. Kemudian bentuk komunikasi prabicara ini berkembang menjadi peran bicara dalam berkomunikasi. Untuk mencapai ini dibutuhkan : persiapan fisik; kesiapan mental; model yang baik untuk ditiru; kesempatan untuk praktek; motipasi yang tinggi; bimbingan yang tepat.
Terdapat bermacam-macam tehnik berkomunikasi dengan anak seperti tehnik komunikasi non verbal,bercerita,bibliotherapy,fantasy . Komunikasi verbal dapat berupa menulis ; menggambar ; gerakan gambar keluarga ; sociogram ; menggambar bersama dalam keluarga dan bermain.
B.     Saran.
Makalah ini kami angkat berdasarkan dari sumber penerbit dan pengatahuan  dan diskusi kelompok kami.somoga pembaca dapat menambah wawasan dan pengatahuan tentang makala ini.
Serta membawa manfaat bagi lingkungan,Dengan cara berkomunikasi seperti ini.Perawat dapat lebih merencanakan  bantuan dan bimbingan  bagi pasien dan juga perawat akan mengembangkan kepercayaan pada diri sendiri.Kami menerima saran anda agar makalah ini lebih sepurnah.
DAFTAR PUSTAKA




No comments:

LightBlog
LightBlog