Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Komunikasi Bayi dan Anak
1.
Fase
prelinguistic / pralinguistik
Terjadi pada umur 0-3
bulan dari periode lahir sampai akhir tahun pertama. Bayi baru lahir belum bisa
menggabungkan elemen bahasa baik isi, bentuk, dan pemakaian bahasa. Selain
belum berkembangnya bentuk bahasa konvensional, kemampuan kognitif bayi juga
belum berkembang. Komunikasi lebih bersifat reflektif dari pada terencana.
Periode ini disebut prelinguistik. Meskipun bayi belum mengerti dan belum bisa
mengungkapkan bentuk bahasa konvensional, mereka mengamati dan memproduksi
suara dengan cara yang unik. Klinisi harus menentukan apakah bayi mengamati
atau bereaksi terhadap suara. Bila tidak, ini merupakan indikasi untuk evaluasi
fisik dan audiologi. Selanjutnya, intervensi direncanakan untuk membangun
lingkungan yang menyediakan banyak kesempatan untuk mengamati dan bereaksi
terhadap suara.
2.
Kata
pertama
Terjadi pada umur 3-9
bulan. Salah satu perkembangan bahasa utama milestone adalah pengucapan
kata-kata pertama yang terjadi pada akhir tahun pertama, berlanjut sampai satu
setengah tahun saat pertumbuhan kosa kata berlangsung cepat, juga tanda
dimulainya pembetukan kalimat awal. Berkembangnya kemampuan kognitif, adanya
kontrol, dan interpretasi emosional di periode ini akan memberi arti pada
kata-kata pertama anak. Arti kata-kata pertama mereka dapat merujuk ke benda,
orang, tempat, dan kejadian-kejadian di seputar lingkungan awal anak.
3.
Kalimat
pertama
Terjadi pada umur 9-18
bulan. Bentuk kata-kata pertama menjadi banyak dan dimulainya produksi kalimat.
Perkembangan komprehensif dan produksi kata-kata berlangsung cepat pada sekitar
umur 18 bulan. Anak mulai bisa menggabungkan kata benda dengan kata kerja yang
kemudian menghasilkan sintaks. Melalui interaksinya dengan orang dewasa, anak
mulai belajar mengkonsolidasikan isi, bentuk, dan pemakaian bahasa dalam
percakapannya. Dengan semakin berkembangnya kognisi dan pengalaman afektif,
anak mulai bisa berbicara memakai kata-kata yang tersimpan dalam memorinya.
Terjadi pergeseran dari pemakaian kalimat satu kata menjadi bentuk kata benda
dan kata kerja.
4.
Kemampuan
bicara egosentris dan memasyarakat
Terjadi pada umur 18-36 bulan. Anak
dengan mobilitas yang mulai meningkat memiliki akses ke jaringan sosial yang
lebih luas dan perkembangan kognitif menjadi semakin dalam. Anak mulai berpikir
konseptual, mengkategorikan benda, orang, dan peristiwa serta dapat
menyelesaikan masalah fisik. Anak terus mengembangkan pemakaian bentuk fonem
dewasa.
Teknik Berkomuikasi dengan Bayi dan Anak
Teknik-Teknik
Komunikasi Pada Bayi
Beberapa cara komunikasi yang efektif
pada bayi :
1. Tangkap
sorot mata bayi sebelum memulai percakapan. Dan tarik perhatiannya lebih
lama untuk mendapatkan respon
apresiatif.
2. Komunikasikan
secara berulang setiap kalimat yang disampaikan kepada bayi. Contohnya, mama
datang nak, kenapa nangis??? Diulang beberapa kali.
3. Dahulukan
komunikasi sebelum melakukan tindakan pada bayi.
4. Lebih
responsif. Kita mungkin berpikir, bayi
tidak banyak bicara sampai berusia 1 ½ hingga 2 tahun. Kenyataannya, bayi "berbicara" sejak Ia lahir. Bagi bayi mungil, bahasa adalah
suara atau gerakan yang membuat orang dewasa di sekitarnya merespon. Kemudian,
bayi baru lahir belajar bahasa sebagai alat pertukaran sosial yang bisa digunakan untuk mendapatkan perhatian
dan memenuhi kebutuhan. Seiring pertumbuhan bayi, lakukan komunikasi dengan beberapa alat, seperti, ekspresi
wajah, bahasa tubuh, gerak tubuh, mengoceh, dan akhirnya, kata-kata yang
diucapkan. Berjalannya waktu juga menambah kosakata bayi, bahkan sebelum dia
mulai berbicara. Dengan menanggapi setiap
respon, dan berbicara dengan
bayi, Kita membantunya memperbaiki dan mengembangkan kemampuan komunikasi.
Ketika bayi "bicara", orang tua belajar untuk mendengarkan. Ketika
bayi memberi isyarat, memberi gerakan minta digendong, orang dewasa membaca dan
merespon menggendong bayi. Ketika isyarat bayi
terbaca dengan tepat dan direspon secara sensitif, bayi termotivasi
untuk memberikan isyarat lebih. Bayi juga akan
menyimpan lebih banyak memori
tentang koneksi isyarat-respon di
otaknya. Bayi juga percaya, dia akan
mendapatkan respon yang tepat untuk isyarat. Ketika bayi merasa kebutuhannya
kerap terpenuhi dari komunikasi dengan orang tuanya, ini juga meningkatkan
kepercayaan bayi.
5. Panggil
bayi dengan sebutan atau nama. Sementara bayi belum dapat mengaitkan nama
dengan dirinya sendiri hingga tahun pertama, mendengarnya kerap dipanggilkan
akan memicu asosiasi mental. Bayi juga dapat mengenali suara khusus ketika kerap mendengar
sebelumnya sehingga sinyal terdengar lebih menyenangkan.
6. Tetap
sederhana. Gunakan kalimat pendek, terdiri atas dua atau tiga kata, maupun satu atau dua suku kata dengan gaya
pemanjangan sedikit berlebihan, misal: "Chuby sayaaaaang".
7. Bicara
dengan suara yang wajar. Ini merupakan cara yang alami untuk membantu bayi
membedakan berbicara di lingkungan
dengan di tempat yang ramai.
8. Bicara
saat suasana tenang. Hindari bicara saat anak menagis.Sebaiknya, ia ditenangkan
lebih dahulu.
9. Kurangi
suara-suara yang tidak perlu. Misalnya, kecilkan suara musik saat bicara dengan
bayi.
10. Gendonglah
bayi. Atau ambil posisi sejajar dengan bayi, kemudian bicara sambil saling
menatap mata.Misalnya, anda sedang menari dengan bayi, katakan anda dan bayi
sedang menari.
11. Ekspresi
jelas. Berbicaralah dengan ekspresi jelas. Apakah anda sedang gembira atau
mengkhawatirkannya.
12. Kenali
sinyal-sinyal dan bahasa tubuh bayi. Apakah ia sudah ingin berhenti atau masih
ingin beraktivitas.
13. Pusatkan
perhatian pada respon bayi. Tanggapi pesan-pesan yang disampaikannya melalui
bahasa tubuh atau ekspresi wajahnya.
14. Gunakan
komunikasi positif, jelas dan konsisten. Untuk membantu bayi menyerap suara
orang tua. Ini dapat membimbing bayi memahami maksud orang tua.
15. Jadilah
pendengar aktif. Menunjukkan minat dan menghargai lawan bicara sangatlah
penting dalam berkomunikasi. Apakah anda pendengar yang baik atau bukan, bayi
akan meniru apa yang ia lihat. Anda model bagi si kecil untuk menjadi pendengar
aktif
16. Buat
pengalaman menyenangkan. Katakan, "da-dah kuciiing" sembari melambai
pada kucing peliharaan atau di kejauhan. Bayi mungkin lebih mengingat kata-kata yang berhubungan dengan
gerakan. Berikan kalimat dengan
infleksi di akhir kalimat. Membesar-besarkan kata isyarat. Bayi menjadi bosan
dengan suara lama yang sama.
17. Beri
pertanyaan.Tanyakan “Apakah Chuby ingin menyusuu?” , dengan melempar
pertanyaan meninggi atau memanjang di
akhir kalimat, dapat memancing respon bayi dan ini adalah sebuah hal yang
alami.
18. Bicarakan
apa yang Kita lakukan. Sembari mengerjakan tugas harian seperti mengganti baju,
memandikan dan mengenakan pakaian pada bayi, cobalah bernarasi tentang apa yang
Kita lakukan. Misal, “..oke sekarang Ibu mengambil popok ya.. lalu kamu pakai
baju dulu ya..” . Bayi sesungguhnya memiliki pendengaran yang tajam dan ini
juga mengembangkan otak dari mendengar setiap kata yang diungkapkan padanya.
Pada saat tertentu, bayi akan memindahkan memori ini ke dalam memori jangka panjangnya. Dalam praktek ilmu
kesehatan anak, beberapa bayi yang kerap diajak berbincang oleh Ibunya akan
menjadi balita yang aktif berbicara.
19. Bacakan
dongeng.Tak pernah ada kata ‘terlalu dini’ untuk sebuah dongeng anak- anak.
Bayi menyukai setiap irama perawatan maupun pusisi dengan suara naik dan turun.
Kendati, akan ada hari-hari dimana orang dewasa keberatan membacakan dongeng
seperti “Kancil dan Pak Tani”. Jika demikian, Kita juga boleh membacakan buku
atau majalah pada bayi. Ini akan mencuri perhatian pendengaran bayi.
20. Komunikasi
dengan musik. Beberapa peneliti tentang bayi percaya, bernyanyi dapat memberi
pengaruh lebih baik pada otak bayi ketimbang berbicara tanpa musik. Kendati orang tua bukanlah penyanyi profesional,
paling tidak bayi akan mengagumi suara Kita. Bayi manapun suka dengan lagu-lagu
yang familiar, kendati Kita menyanyikan lagu yang diciptakan sendiri. Cobalah
berulang-ulang hingga bayi tertarik.
KOMUNIKASI
PADA BALITA
A. Perkembangan Komunikasi Usia Balita
Perkembangan komunikasi
pada usia 1- 1,5 tahun ini,si kecil bukan bayi lagi, memasuki masa balita
kemampuan berbicara dan berbahasa si kecil pun berkembang. Perkembangan bahasa
anak dengan kemampuan anak sudah mampu memahami kurang lebih 10 kata (mama,
papa, kakak, hai, dada, minum, ayo, tidur (bobo), mau, susu) dan orang tua harus mulai membantu
untuk mengenalkan lebih banyak kosakata dan si kecil sudah bisa menunjukan
anggota tubuhnya, mengikuti instruksi sederhana, meniru bunyi yang ia kenal,
mengulangi kata yang ia dengar, memperhatikan ketika diajak bicara, dan
mengucap kata sederhana seperti ‘hai’ atau ‘dada’ pada saat bertemu dan
berpisah dengan orang lain serta si kecil juga sudah dapat mengenali
benda-benda dan anggota keluarganya .
Kembangkan kemampuan
bicaranya, sebagai panutan si kecil dalam berbicara, cobalah untuk tidak
menggunakan bahasa bayi. Biasakan berbicara
dengan gaya bicara biasa dengan lafal yang jelas dan benar serta minta
anak mengulang kata-kata dengan tepat. Anda juga bisa melatih si kecil bicara
dengan memberi pertanyaan kepada si kecil saat acara membaca buku bersama,
menyebutkan gambar dan aktivitasnya Ajak si kecil berkomunikasi dengan cara
bercerita, bernyanyi, atau mengobrol. Ia juga sudah paham diberi instruksi.
Maka coba minta ia melakukan hal yang sama, yaitu mengungkapkan keinginannya
dengan bahasa. Jika ia hanya menggunakan bahasa tubuh, minta ia untuk
mengucapkan keinginannya. Misalnya, saat ia menunjuk gelas minumnya, coba tanya
“kamu mau minum, nak?”. Agar ia tahu kata apa yang harus ia sebutkan saat lain
kali meminta minum.
Di usia ini, biasanya
anak sudah memahami banyak kata. Ada kesenangan baru yang ia tunjukkan, yaitu
mengulang kata-kata baru yang ia dengar. Ia pun berusaha berbicara dan mengoceh
secara intensif. Beberapa anak sudah mampu mengucap kalimat dengan dua kata
seperti ‘mobil pergi’ atau ‘mau makan’. Kemampuan bernyanyinya pun semakin
baik.
Tahun 1,5-2 tahun, sudah mampu 200-300
kata dan masih terdengar kata-kata ulangan. Ia sudah dapat mengucapkan kalimat
yang terdiri atas 2 – 3 kata. Ia dapat menyebutkan banyak nama benda, mengikuti
instruksi, dan bernyanyi sempurna. Ia hampir menguasai seluruh kemampuan dasar
berbicara dan berbahasa.
·
Verbal
1.
Menulis
Menulis
adalah satu alternatif pendekatan komunikasi bagi anak, remaja muda dan
praremaja. Untuk memulai suatu percakapan perawat dapat memeriksa/ menyelidiki
tentang tulisan dan mungkin juga untuk membaca beberapa bagian. Dengan menulis
anak-anak lebih riil dan nyata.
2. Menggambar
Menggambar
adalah salah satu bentuk komunikasi berharga melalui pengamatan gambar. Dasar
asumsi dalam menginterpretasi gambar adalah bahwa anak-anak mengungkapkan
tentang dirinya.
3. Sosiogram
Menggambar
tak perlu dibatasi bagi anak-anak, dan jenis gambar yang berguna bagi anak-anak
seusia 5 tahun adalah sosiogram (gambar ruang kehidupan) atau lingkaran
keluarga. Menggambar suatu
lingkaran adalah untuk melambangkan orang-orang yang hampir mirip dalam kehidupan anak, dan gambar
bundaran-bundaran didekat lingkaran menunjukkan keakraban / kedekatan.Salah
satu tehnik yang berguna dan dapat diterapkan pada anak-anak adalah menggambar
bersama dalam keluarga.Menggambar bersama dalam keluarga merupakan satu alat
yang berguna untuk menggungkapkan dinamika dan hubungan keluarga.
·
Non Verbal
1. Minta untuk menatap.
Setiap anak terlihat tidak mendengar perkataan Anda, ulangi
terus. Jika tetap tampak tidak mendengar, segera minta dia untuk menatap
Anda. “Adik, lihat Bunda dong. Bunda sedang bicara dengan adik, lho!” Katakan
dengan nada halus agar si kecil tidak merasa diintimidasi. Permintaan
untuk menatap ini menjadi salah satu cara belajar anak, bahwa berbicara dengan
orang lain harus dengan cara menatap lawan bicaranya.
2. Story
Telling (Bercerita)
Fungsi
cerita tidak hanya membantu membuka pikiran anak, tetapi berguna untuk
mengubah menghilangkan rasa takut dan
persepsi anak.
3.
Cari perhatian
anak. Kemampuan si kecil tentang pemahaman dan tingkat konsentrasi yang
belum sempurna mengharuskan Anda selalu mencari perhatian anak. Satu kali
dipanggil tidak menengok, dua kali dan ketiga kali masih juga belum menengok ke
arah Anda, segera cari perhatiannya, misalnya dengan menghampiri kemudian
menyodorkannya satu barang yang membuat si kecil tertarik berbicara dengan
Anda. Meski begitu hati-hati, jangan sampai barang tersebut malah terlalu
mengalihkan perhatiannya. Jika ini terjadi, langsung jauhi barang
tersebut.
4.
Minta tolong. Percaya
dengan salah satu dari 6 huruf ajaib, “TOLONG”? Coba, katakan “Tolong...”
ketika berbicara pada anak sebelum mengemukakan kalimat perintah. Si kecil
niscaya tidak merasa dipaksa dan diperintah sehingga ia tidak lagi mengulang
perilaku tidak mau melihat, sebagai bentuk atau cara pura-pura tidak mendengar
ucapan Anda. Cara ini sekaligus mengajarkan anak bagaimana bersikap
santun.
5. Biblioterapi.
Melalui
pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan,
dengan menceritakan isi buku atau majalah yang sesuai dengan pesan yang akan
disampaikan kepada anak.
6.
Fantasi
Bentuk
khusus dari bibliotherapy adalah menggunakan dongeng fantasi, penting bagi
seorang perawat untuk memberikan penjelasan terhadap anak mengenai arti dari
cerita dongeng tersebut.
7.
Berbicaralah mengenai kegiatan sederhana
yang orang tua dan anak lakukan dengan menggunakan bahasa yang sederhana.
8.
Perkenalkan kata-kata baru pada anak
setiap hari, dapat berupa nama-nama
tanaman, nama hewan ataupun nama makanan yang disiapkan baginya.
9.
Cobalah untuk tidak menyelesaikan
kalimat anak. Berikan kesempatan baginya untuk menemukan sendiri kata yang
tepat yang ingin dia sampaikan.
A.
Kesimpulan
Dalam berkomunikasi
secara nob –verbal , secara serentak menggunakan semua pancaindra kita dalam
proses menerima dan mengirim berita.Bagaimana kita memakai panca indra tadi dan
bagaimana penginterpretasi berita yang diterima sangat menentukan observasi
kita.
Orang tua merupakan
fokus penting dalam komunikasi segi tiga walaupun tidak mengabaikan saudara
kandung, sanak saudara atau pembantunya. Dalam proses komunikasi dalam keluarga
kita dapat menggunakan langkah-langkah seperti: mendorong orang tua untuk
berbicara; mengarahkan pada pokok permasalahan; mendengar; diam sejenak ;
meyakinkan; menentukan masalah; memecahkan masalah ; mengantisipasi bimbingan,
dan menghindari hambatan-hambatan komunikasi.
Walaupun tampaknya bayi
tidak mampu berbicara, ternyata dia memilih bentuk komunikasi prabicara seperti
: tangisan, celoteh, isyarat dan ekspresi emosional. Kemudian bentuk komunikasi
prabicara ini berkembang menjadi peran bicara dalam berkomunikasi. Untuk
mencapai ini dibutuhkan : persiapan fisik; kesiapan mental; model yang baik
untuk ditiru; kesempatan untuk praktek; motipasi yang tinggi; bimbingan yang
tepat.
Terdapat bermacam-macam
tehnik berkomunikasi dengan anak seperti tehnik komunikasi non
verbal,bercerita,bibliotherapy,fantasy . Komunikasi verbal dapat berupa menulis
; menggambar ; gerakan gambar keluarga ; sociogram ; menggambar bersama dalam
keluarga dan bermain.
B.
Saran.
Makalah ini kami angkat
berdasarkan dari sumber penerbit dan pengatahuan dan diskusi kelompok kami.somoga pembaca
dapat menambah wawasan dan pengatahuan tentang makala ini.
Serta membawa manfaat
bagi lingkungan,Dengan cara berkomunikasi seperti ini.Perawat dapat lebih
merencanakan bantuan dan bimbingan bagi pasien dan juga perawat akan
mengembangkan kepercayaan pada diri sendiri.Kami menerima saran anda agar
makalah ini lebih sepurnah.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment