a.
Pengertian
Bayi Baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37
minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan lahir 2500 - 4000 gram, dengan nilai
apgar 7 dan tanpa cacat bawaan.
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran
dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin.
Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan peoses vital neonatus yaitu maturasi,
adaptasi dan toleransi. Empat aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling dramatik
dan cepat berlangsung adalah pada sisem pernafasan, sirkulasi, kemampuan menghasilkan
glukosa.
b.
Tanda-tanda bayi baru lahir normal
Bayi baru lahir dikatakan normal jika usia kehamilan aterm
antara 37- 42 minggu, BB 2500 gram – 4000 gram, panjang badan 48- 52 cm, lingkar
dada 30- 38 cm, lingkar kepala 33-35 cm, lingkar lengan 11- 12 cm, frekuensi DJ
120- 160 x permenit, pernafasan ± 40- 60 x permenit, kulit kemerahan dan licin karena
jaringan subkutan yang cukup, rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya
telah sempurna,kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR > 7, gerakan aktif, bayi
langsung menangis kuat, refleks rooting (mencari putting susu dengan rangsangan
taktil pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik, refleks sucking
(isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik, refleks morro (gerakan memeluk bila
dikagetkan) sudah terbentuk dengan baik, refleks grasping (menggenggam) sudah baik,
genetalia sudah terbentuk sempurna , pada laki- laki testis sudah turun ke skrotum
dan penis berlubang, pada perempuan: Vagina dan uretra yang berlubang, serta labia
mayora sudah menutupi labia minora, eliminasi baik, mekonium dalam 24 jam pertama,
berwarna hitam kecoklatan.
c. Penilaian bayi untuk tanda-tanda
kegawatan
Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan/kelainan
yang menujukan suatu penyakit. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai
salah satu atau beberapa tanda antra lain: Sesak nafas, Frekuensi pernafasan 60
kali/menit, gerak retraksi didada, malas minum, panas atau suhu badan bayi rendah,
kurang aktif, berat lahir rendah (500- 2500gram) dengan kesulitan minum.
Tanda-tanda bayi sakit berat, apabila terdapat salah satu
atau lebih tanda seperti: sulit minum, sianosis setral (lidah biru), perut kembung,
priode apneu, kejang/priode kejang-kejang kecil, merintih, perdarahan, sangat kuning,
berat badan lahir < 1500 gram.
Sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan penolong persalinan
telah melakukan upaya pencegahan infeksi seperti berikut: (1) Cuci tangan sebelum
dan sesudah bersentuhan dengan bayi; (2) pakai sarung tangan bersih saat menangani
bayi yang belum dimandikan; (3) Semua peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan
telah di DTT atau steril. Khusus bola karet penghisap lendir jangan diapakai untuk
lebih dari satu bayi (4) Handuk, pakaian atau kain yang akan digunakan dalam keadaan
bersih. (demikian juga dengan timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskok dll.
(5) Dekontaminasi dan cuci setelah digunakan (JNPK-KR, 2007)
d.
Penilaian
Segera setelah lahir letakkan bayi diatas kain bersih dan
kering yang disiapkan di atas perut ibu (bila tidak memungkinkan, letakkan di dekat
ibu misalnya diantara kedua kaki ibu atau I sebelah ibu) pastikan area tersebut
bersih dan kering, keringkan bayi terutama muka dan permukaan tubuh dengan kering,
hangat dan bersih. Kemudian lakukan penilaian awal sebagai berikut: (a) apakah menangis
kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan?; (b) apakah bergerak dengan aktif atau lemas?;
jika bayi tidak bernafas atau megap-megap atau lemah maka segera lakukan resusitasi
bayi baru lahir.
Nilai APGAR
Tanda
|
Nilai : 0
|
Nilai : 1
|
Nilai : 2
|
Appearance
(Warna Kulit)
|
Pucat/ biru
seluruh badan
|
Tubuh merah,
ekstremitas biru
|
Seluruh tubuh
kemerahan
|
Pulse
( Denyut Jantung)
|
Tidak ada
|
< 100
|
> 100
|
Grimace
(Tonus Otot)
|
Tidak ada
|
Ekstremitas sedikit
fleksi
|
Gerakan aktif
|
Activity
(Aktifitas)
|
Tidak ada
|
Sedikit gerak
|
Langsung menangis
|
Respiration
(Pernapasan)
|
Tidak ada
|
Lemah/ tidak
teratur
|
Menangis
|
Kegawatdaruratan pada bayi baru lahir
Perdarahan tali
pusat
Perdarahan tali pusat dapat disebabkan oleh trauma, ikatan tali pusat
yang longgar, atau kejanggalan pembentukan thrombus yang normal. Kemungkinan lain
sebab perdarahan adalah penyakit perdarahan pada neonatus dan infeksi lokal maupun
sistemik. Tali pusat harus diawasi terus menerus pada hari-hari pertama agar perdarahan
yang terjadi dapat di tanggulangi secepatnya. Perdarahan tali pusat dapat disebabkan
oleh robekan umbilikus. Komplikasi persalinan ini masih dijumpai akibat masih terjadinya
partus presipitatus dan tarikan berlebih
pada lilitan atau pendeknya tali pusat pada partus normal.
2.
Bayi Baru Lahir Rendah
- Definisi
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
ialah bayi baru lahir yang berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram. Istilah
BBLR sama dengan prematuritas. Namun, BBLR tidak hanya terjadi pada bayi prematur,
juga bayi yang cukup bulan dengan BB < 2.500 gram (Profil Kesehatan Indonesia,
2014; Manuaba, 2010). Bab 2—Masalah pada Bayi Baru Lahir 21
- Epidemiologi
Hasil Riskesdas tahun 2013
menyatakan bahwa persentase balita (0-59 bulan) dengan BBLR sebesar 10,2%.
- Klasifikasi BBLR
·
BBLR : Berat Badan Bayi Rendah (<2500 gr="" o:p="">2500>
·
BBLSR : Berat Badan Bayi Sangat Rendah (<1500 gr="" o:p="">1500>
·
BBLER : Berat Badan Bayi Ekstrem Rendah (< 1000 gr)
- Etiologi BBLR
Ø Faktor ibu
Ø Gizi saat hamil
Ø Usia < 20 th/> 35 th
Ø Penyakit menahun ibu (hipertensi,
jantung, gangguan pembuluh darah)
Ø Faktor Kehamilan
Ø Hamil dengan hidramnion
Ø Hamil ganda
Ø Perdarahan antepartum
Ø Komplikasi hamil: PE/E, KPD
Ø Faktor Janin
Ø Cacat bawaan
Ø Infeksi dalam rahim
- Manifestasi Klinis
Ø BB: < 2.500 gram
Ø PB: < 45 cm
Ø Lingkar Dada: < 30 cm
Ø Lingkar Kepala: < 33 cm
Ø UK: < 37 Minggu
Ø Kepala relatif lebih besar
Ø Kulit tipis, transparan, rambut
lanugo banyak, lemak pada kulit kurang
Ø Otot hipotonik lemah
Ø Pernapasan: 45- 50 kali permenit
Ø Frekuensi nadi: 100 – 140 kali
permenit
Masalah untuk BBLR
Ø Aspirasi Mekonium à kolaps
paru/pneumotoraks
Ø Jumlah Hb tinggi à sering diikuti
ikterus
Ø Hipoglisemia
Ø Keadaan lain yang dpt terjadi
spt: asfiksia sedang sampai berat, perdarahan, demam
Ø tinggi, cacat bawaan.
3.
Hipotermi
a.
Definisi
Hipotermi adalah
suhu tubuh bayi baru lahir yang tidak normal (<36 36="" adalah="" akan="" aksila="" bahaya="" baru="" bayi="" berakhir="" dan="" dapat="" dengan="" dimana="" fungsi="" hipotermi="" jantung="" karena="" kegagalan="" kematian.="" lahir="" melalui="" menyebabkan="" merupakan="" metabolisme="" normal="" o:p="" pada="" paru="" pengukuran="" perubahan="" suatu="" suhu="" tanda="" terjadinya="" tubuh="" yang="">36>
b.
Klasifikasi
Stres
dingin suhu antara 35,5-36,4°CàBila tubuh teraba hangat tapi ekstremitas teraba
dingin maka berarti bayi mengalami Hipotermia sedang suhu antara 32-35,4°CàSedangkan
bila tubuh dan ekstremitas teraba dingin berarti bayi mengalami Hipotermia berat
apabila suhu kurang dari 32°C.
c.
Penyebab
Menurut
Departemen Kesehatan RI 2007, mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir dapat
melalui 4 cara, yaitu:
Radiasi yaitu dari bayi ke
lingkungan dingin terdekat.
·
Konduksi yaitu langsung dari bayi ke sesuatu yang kontak dengan
bayi.
·
Konveksi yaitu kehilangan panas dari bayi ke udara sekitar.
·
Evaporasi yaitu penguapan air dari kulit bayi.
d.
Penanganan
v Bayi stres dingin: cari penyebabnya
apakah popok yang basah, suhu pendingin ruangan yang terlalu rendah, tubuh bayi
basah, setelah mandi yang tidak segera dikeringkan atau ada hal lain.
v Bila diketahui hal-hal ini
maka segera atasi penyebabnya tersebut. Untuk menghangatkan bayi dilakukan kontak
kulit ke kulit antara bayi dan ibu sambil disusui, dan ukur ulang suhu bayi setiap
jam sampai suhunya normal. Bila suhunya tetap tidak naik atau malah turun maka segera
bawa ke dokter.
v Bayi dengan suhu kurang dari
35,5°C mengalami kondisi berat yang harus segera mendapat penanganan dokter. Sebelum
dan selama dalam perjalanan ke fasilitas kesehatan adalah terus memberikan air susu
ibu (ASI) dan menjaga kehangatan. Tetap memberikan ASI penting untuk mencegah agar
kadar gula darah tidak turun.
v Apabila bayi masih mampu menyusu,
bayi disusui langsung ke payudara ibu. Namun, bila bayi tidak mampu menyusu tapi
masih mampu menelan, berikan ASI yang diperah dengan sendok atau cangkir. Menjaga
bayi dalam keadaan hangat dilakukan dengan kontak kulit ke kulit, yaitu melekatkan
bayi di dada ibu sehingga kulit bayi menempel langsung pada kulit ibu, dan ibu dan
bayi berada dalam satu pakaian. Kepala bayi ditutup dengan topi.
e.
Pencegahan
Ø Menutup kepala bayi dengan
topi
Ø Pakaian yang kering
Ø Diselimuti
Ø Ruangan hangat (suhu kamar
tidak kurang dari 25°C)
Ø Bayi selalu dalam keadaan kering
Ø Tidak menempatkan bayi di arah
hembusan angin dari jendela/pintu/ pendingin
Ø Sebelum memandikan bayi perlu
disiapkan baju, handuk, dan air hangat. Setelah dimandikan, bayi segera dikeringkan
dengan handuk dan dipakaikan baju.
4.
Hiperbilirubinemia
- Definisi
Hiperbilirubinemia
adalah ikterus dg konsentrasi bilirubin serum yg menjurus ke arah terjadinya kern
ikterus atau ensefalopati bilirubin bila kadar bilirubin tidak dapat dikendalikan.
Ikterus adalah perubahan warna kulit dan sklera menjadi kuning akibat peningkatan
kadar bilirubin dalam darah (hiperbilirubinema). Pada bayi aterm ikterus tampak
jika konsentrasi bilirubin serum mencapai 85-120 µmol/L
- Etiologi
Ø Ikterus fisiologis
Ikterus fisiologis
adalah akibat kesenjangan antara pemecahan sel darah merah dan kemampuan bayi untuk
mentranspor, mengonjugasi, dan mengeksresi bilirubin tak terkonjugasi.
Ø Ikterus patologis
Etiologi ikterus patologis
adalah beberapa gangguan pada produksi, transpor, konjugasi, atau ekskresi bilirubin.
- Faktor resiko
·
BBLR
·
Penyakit hemolisis karena inkompatibilitas golongan darah asfiksia
atau asidosis
·
Trauma cerebral
·
Infeksi sistemik.
- Tanda gelaja
Hiperbilirubinemia dikelompokkan
menjadi:
·
Gejala akut: gejala yang dianggap sebagai fase pertama kernikterus
pada neonatus adalah letargi, tidak mau minum dan hipotoni.
·
Gejala kronik: tangisan yang melengking (high pitch cry) meliputi
hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya menderita gejala sisa berupa
paralysis serebral dengan atetosis, gengguan pendengaran, paralysis sebagian otot
mata dan displasia dentalis
- Tatalaksana Awal
Ø Ikterus fisiologis tidak memerlukan
penanganan khusus dan dapat rawat jalan dengan nasehat untuk kembali jika ikterus
berlangsung lebih dari 2 mg.
Ø Jika bayi dapat menghisap,
anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan ekslusif lebih sering minimal setiap
2 jam
Ø Jika bayi tidak dapat menyusui,
ASI dapat diberikan melalui pipa nasogastrik atau dengan gelas dan sendok
Ø Letakkan bayi ditempat yang
cukup mendapat sinar matahari pagi selama 30 menit selama 3-4 hari. Jaga agar bayi
tetap hangat.
Ø Kelola faktor resiko (asfiksia
dan infeksi)karena dapat menimbulkan ensefalofati biliaris
Ø Setiap ikterus yang timbul
sebelum 24 jam pasca persalinan adalah patologis dan membutuhkan pemerikasaan laboratorium
lanjut
Ø Pada bayi dengan ikterus kremer
3 atau lebih perlu dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap setelah keadaan bayi
stabil.
5.
Gangguan Nafas
a.
Definisi
Sindrom gawat nafas
adalah syndrome gawat nafas yang disebabkan defisiensi surfaktan terutama pada bayi
yang lahir dengan masa gestasi kurang.
b.
Etiologi
Ø Obstruksi jalan napas. Misalnya:
trakemolasia;
Ø Penyakit parenkim paru. Misalnya:
penyakit membran hialin;
Ø Penyakit jaringan organ. Misalnya:
hernia diafragmatika; Diluar paru paru, payah jantung dll.
c.
Tanda gelaja
Klasifikasi:
Ø Ringan: frek.nafas 60-90x/menit.
Adanya tanda tarikan dinding tanpa merintih saat ekspirasi/sianosis sentral;
Ø Sedang: frek.nafas 60-90x/menit.
Adanya tarikan dinding dada/merintih saat ekspirasi tetapi tanpa sianosis sentral;
Ø Berat: frek.nafas 60-90x/menit.
Dgn sianosis sentral dan tarikan dinding dada/merintih saat ekspirasi
d.
Komplikasi
Ø Ruptur alveoli: bila dicurigai
terjadi kebocoran udara;
Ø Infeksi;
Ø Perdarahan intracranial;
Ø Kurangnya oksigen ke otak;
Ø Bronchopulmonary Dysplasia;
Ø Retinopathy prematur;
e.
Penatalaksanaan
Tatalaksana awal:
Ø Menjaga jalan nafas ttp bebas;
Ø Pencegahan terjadinya hipoksia;
Ø Penanganan/tindakan (beri O2,
bersihkan jalan nafas dan ASI tetap diberikan;
Ø Pengobatan antibiotika ampisilin
dan gentamisin;
Ø Rujukan
DAFTAR PUSTAKA
IDAI (UKK Perinatologi)
MNN.JPHPIEGO, Buku panduan masalah bayi baru lahir untuk dokter bidan dan perawat
di rumah sakit maternal, neonatal health, kerjasama Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan
RI. 2007, Pedoman sistem rujukan maternal dan neonatal di tingkat kabupaten/kota:
Departemen kesehatan RI Jakarta.
Pelatihan pelayanan
obstetri neonatal emergency dasar . 2007, buku acuan : Departemen Kesehatan RI,
Jakarta
Depkes RI. 2003.
Manajemen terpadu bayi muda. Modul-6. Depkes RI, Jakarta 16. Linda V.Walsh, 2003.
Midwifery Chapter 23., W.B., Saunders San Fransisco California.
Varney, Helen. 2004,
Varney’s midwifery, Boston Blackwell Scientific
No comments:
Post a Comment