STOP KEKERASAN PADA ANAK
Anak adalah harta yang tidak ternilai harganya bagi
orang tua anak hadir sebagai amanah bagi orang tua untuk dirawat, dijaga dan
didik sebaik-baiknya. Anak merupakan generasi penerus bangsa dimasa yang akan
datang, tentunya perlu mendapatkan perhatian dan pendidikan yang baik agar
potensi-potensi yang mereka miliki dapat tersalurkan dan berkembang sebagaimana
mestinya, sehingga akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang memiliki
berbagai macam kemampuan serta keterampilan yang bermanfaat bagi kehidupan
kelak.
Oleh sebab itu pihak keluarga, lembaga pendidikan dan
masyarakat harus ikut berperan penting dan bertanggung jawab dalam memberikan
berbagai bimbingan/arahan yang tepat sehingga akan tercipta generasi yang
tangguh dan berkualitas dimasa yang akan datang. Namun, dalam dunia anak
terjadi berbagai macam fenomena negatif yang menyeramkan mengusik kehidupannya.
Berbagai penyimpangan sosial yang ada dalam masyarakat sekarang ini semakin
banyak terjadi dan sebagian besar menimpa anak baik perempuan maupun laki-laki.
Walaupun undang-undang tentang penyimpangan tersebut telah diterbitkan, akan
tetapi para pelaku penyimpangan sosial tetap saja berani untuk melakukan
aksinya dimana pun, kapan pun dan kepada siapa pun, terutama anak-anak yang
dianggap sebagai mahluk lemah yang gampang diperdaya. Anak adalah incaran
mangsa dari para pelaku seksual. Salah satunya adalah masalah pelecehan seksual
yang lagi marak terjadi disekitar kita, Pelecehan atau kekerasan seksual
menjadi isu menarik dan penting untuk dibahas.
Ironisnya, rata-rata korban/sasaran dari pelecehan
atau kekerasan seksual tersebut adalah anak-anak yang tak berdaya. Menurut data
yang dikumpulkan dan dianalisa oleh Pusat Data dan Informasi Komisi Nasional
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), pada bulan November tahun 2014 tercatat
21.689.797 kasus pelanggaran hak anak. Hampir separuh kasus merupakan kejahatan
seksual terhadap anak. Sedangkan data KPAI dari bulan Januari hingga April
2014, terdapat 622 laporan kasus kekerasan terhadap anak.
Maraknya pelecehan seksual yang terus menerus terjadi
mengakibatkan keresahan oleh masyarakat. Oleh karena itu, pemahaman tentang
pelecehan seksual perlu untuk dipelajari secara mendalam sehingga mulai dari
keluarga, lembaga-lembaga pendidikan dan masyarakat juga paham dan mampu untuk
ikut berperan dalam pemberantasan perilaku pelecehan seksual.
Bukan hanya untuk para pelaku yang terkadang iseng
atau tergoda dengan indvidu yang dilecehkan, namun individu yang menjadi korban
juga harus tahu bagaimana penampilan, sikap dan perilaku yang seharusnya
dilakukan sehingga tidak menimbulkan hasrat-hasrat para pelaku kejahatan
seksual untuk melakukan pelecehan seksual kepada anak, jadi orang tua harus
lebih menyadari dan mengantisipasi segala bentuk yang dapat menimbulkan keinginan
jahat dari pelaku terhadap anak, Orang tua mempunyai andil yang sangat besar
terhadap anak dimana orang tua harus melindungi anaknya dari segala bentuk
kejahatan, Karna sebenarnya pelecehan seksual sendiri dipengaruhi oleh
faktor eksternal maupun internal dari sisi pelaku maupun korban.
Pelecehan seksual adalah tindakan melecehkan atau
merendahkan orang lain baik secara verbal maupun non verbal untuk memenuhi
kebutuhan seksual para pelaku sehingga akibatnya adalah keresahan diri korban
baik yang bersifat fisik maupun psikis karena adanya pemaksaan yang tidak dapat
diterima. Ada banyak bentuk pelecehan seksual terhadap anak seperti dicabuli,
digauli, sampai dengan diperkosa. Namun apapun bentuk modus operasi yang
dilakukan, yang pasti semuanya merupakan bentuk kejahatan terhadap anak dan menimbulkan
trauma yang berkepanjangan.
Sungguh Ironisnya Pelaku pelecehan seksual bukan saja
dilakukan oleh orang yang tidak dikenal melainkan bisa dilakukan oleh orang
terdekat sekalipun baik orang tua atau keluarga, kerabat, teman, guru,
tetangga, para pegawai maupun dari berbagai lapisan masyarakat. Jadi para
pelaku bisa dari berbagai golongan baik itu yang paling dekat dengan korban
bahkan yang belum dikenal sama sekali. Pelecehan seksual bisa terjadi di mana
saja dan kapan saja seperti dirumah, disekolah, di bus, di taman, dan ruang
publik lainnya. baik siang maupun malam pelaku pelecehan seksual tetap berani
melakukan aksinya walaupun ditempat umum sekalipun. Dalam melakukan aktivitas
apapun, bisa terjadi pelecehan seksual yang tidak diinginkan dengan tempat dan
waktu yang tidak tentu.
Ironisnya lagi Banyak kasus yang terjadi dalam
beberapa tahun ini dimana maraknya kasus pelecehan seksual terhadap anak yang
terjadi di ruang publik lingkungan pendidikan seperti sekolah dimana lembaga
pendidikan yang seharusnya tempat berlangsungnya proses pendidikan menjadi
tempat yang disalah gunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga
hal ini sangat memberikan dampak yang besar bagi korban maupun pihak lembaga
pendidikan sendiri yang tercoreng citranya oleh oknum yang tidak bertanggung
jawab, Keadaan trauma yang ditimbulkan sebagai dampak dari kejadian
pelecehan atau kekerasan seksual yang dapat terlihat dari perilaku
korban. Kasus seperti ini biasanya menimbulkan trauma terhadap anak
sehingga dampaknya anak menjadi takut untuk pergi ke sekolah hal ini yang
menjadi masalah yang dialami dalam dunia pendidikan, dimana Seorang anak yang
sedang dalam keadaan trauma biasanya menunjukkan adanya penurunan derajat
aktivitas, penurunan minat sosialisasi, mengalami mimpi buruk, tertutup,
murung, peningkatan perilaku cemas atau takut akan hal-hal yang
sebelumnya, bahkan kesulitan tidur, hal yang lebih parah anak kehilangan masa
depan akibat trauma yang berkepanjangan , bahkan bisa sampai bunuh diri dan
lebih parahnya dimasa yang akan datang dia bisa melakukan hal yang
negatif.
Jika hal tersebut tidak segera tertangani, maka
berdampak sangat besar dalam tumbuh kembang anak. Pelecehan/kekeran seksual
tersebut mengakibatkan trauma pada anak. Trauma dapat disembuhkan namun tidak
dapat dilupakan. Artinya adalah, kita tidak mungkin membuat seseorang lupa 100%
dengan apa yang pernah ia alami, apalagi jika peristiwa tersebut memberikan
kesan yang mendalam bagi dirinya.
Penanganan untuk anak korban pelecehan dilakukan bukan
bertujuan agar anak lupa bahwa ia pernah mengalami hal tersebut, melainkan agar
anak tetap dapat beraktivitas sesuai dengan usia dan kemampuannya, meskipun ia
masih mengingat peristiwa pelecehan yang ia alami. Faktor yang berperan penting
dalam proses pemulihan adalah dukungan yang diberikan oleh lingkungan sosial.
Seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat
harus dapat merangkul serta mengobati segala trauma dan dampak fisik yang anak
tersebut dapatkan sehingga anak yang memiliki trauma dapat pulih dengan
berjalannya waktu. Dan peran aktif dari pemerintah yang harus secara tegas dan
cepat dalam mengantisipasi dan menanggani masalah kekerasan terhadap anak.
Dimana, mungkin perlu adanya banyak sosialisasi kepada masyarakat tentang
pentingnya seks education. Sehingga masyarakat mengetahui dan dapat
mengantisipsi terjadinya pelecehan seksual, orang tua paling berperan penting
bagi anak dimana orang tua bisa memupuk pemahaman kepada anak seperti:
1. Tumbuhkan keberanian pada anak agar anak tidak takut.
2. Memberikan pakaian yang tidak terlalu terbuka agar
tidak memancing keinginan dari pelaku seksual untuk berbuat jahat.
3. Memperkenalkan fungsi organ intim agar anak paham dan
mengetahui apa yang harus dijaga.
4. Mengajarkan nilai-nilai agama agar terpupuk didlm
hatinya akan nilai-nilai agama.
5. Jalin komunikasi dengan anak agar memudahkan orang
tuan mengontrol. lalu selanjutnya pemerintah harus lebih tegas dalam memberikan
sangsi kepada para pelaku agar tidak ada lagi penindasan, pelecehan dan
kekerasan terhadap anak agar masa depan anak sebagai calon generasi bangsa
dimasa yang akan datang tidak terampas haknya.
No comments:
Post a Comment